Passed Away.
Passed Away.
Saat itu kita berkomunikasi seperti biasanya. Walau hubungan ku dan dia sudah terputus, cuma komunikasi kita pada saat itu tidak terputus. Dia masih memberikan kabarnya seperti biasanya. Bahkan dia ada pada saat masa terbawahku. Dia ada disitu memberikan rasa yang memang aku butuhkan pada saat itu. Dia tidak pergi kemanapun. Dia ada disitu bersamaku.
Pada bulan September tahun 2021aku kehilangan orang yang aku sayangi. Nenekku. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada 12 September 2021 pada dini hari. Memang keluarga sudah bersiap-siap jika hal itu akan terjadi. Cuma tidak di sangka bakalan secepat ini nenek pergi.Sakitnya bukan main. Mana pada saat itu tidak ada keluarga yang menjaga dirinya. Rasanya campur aduk. Aku mengeluarkan semua yang aku rasakan ke dia. Lalu dia mengatakan hal yang membuat semua rasa itu sedikit demi sedikit menghilang. Dia berkata "Tidak apa-apa, Na. Tuhan tau yang terbaik buat nenek. Nenek udah kuat ya lawan semuanya. Sampai sekarang beliau masih keren menurut saya. Nenek gamau ketergantungan sama alat medis, kaya yang saya bilang tadi, Tuhan tau yang terbaik buat nenek. Buat semuanya juga. Memang kamu sekarang tidak bisa melihat nenek lagi. Karena memang raganya sudah tidak ada disini. Tapi aku yakin, kamu bisa merasakan kehadirannya. Karena pada aslinya dia tidak pernah meninggalkanmu, Na. Dia masih disini dan di hatimu. Juga, dia pasti akan selalu menjagamu dari jauh dan tersenyum saat kau telah mencapai suksesmu itu. Kalau mau nangis gapapa. Ga ada yang ngelarang. Cuma jangan sampai sakit, ya? Kasian nanti dirimu dan pasti nenek juga sedih kalau cucunya yang manis ini sakit" Hati yang awalnya terasa campur aduk pada akhirnya di gantikan oleh perasaan tenang.
Dua bulan setelahnya, kakekku menyusul nenek di tanggal yang sama. Kakek meninggalkan ku pada tanggal 12 November 2021. Cuma bedanya disini kakek di jaga sama salah satu adeknya papa. Ya setidaknya dia tidak sendiri saat itu, pikirku. Rasanya lebih hancur di banding sebelumnya. Dan aku mengadu ke dia akan hal itu. Seperti biasanya. Katanya "Kakek kayanya kangen pengen ketemu sama nenek, mungkin takdir mereka memang harus selalu bareng, dimanapun dan kapanpun itu. Na anak baik kesayangan nenek sama kakek, jangan terus terusan nangis ya? sekarang nenek dan kakek kamu udah ga rasain sakit lagi. kemungkinan besar mereka sudah bertemu. In heaven, of course" Di saat itu aku pastinya membutuhkan hal yang membuat diriku tenang. Dan dia orangnya. Dia yang selalu membuatku tenang dalam keadaan apapun. Dia segalanya bagiku. Aku, sungguh menyayangi dirinya.